Kendaraan Berbahan Bakar CNG dan LNG

Kendaraan Berbahan Bakar CNG dan LNG

Teknologi penerapan BBG terhadap kendaraan, baik LNG dan CNG, secara umum adalah sama, yang membedakan adalah langkah penyimpanan gas terhadap kendaraan. Kendaraan yang memakai bahan bakar CNG, dapat memakai tabung bertekanan tinggi untuk menyimpan CNG. Pada kendaraan yang memakai LNG dapat memakai tanki cryogenic untuk menyimpan LNG yang punyai temperatur dingin ekstrem.

Penerapan BBG terhadap kendaraan punyai beberapa pilihan teknologi, bisa berupa proses bi-fuel, dual fuel atau lewat modifikasi mesin. Untuk mesin berbahan bakar bensin kebanyakan teknologi yang dipakai adalah proses bi-fuel. Perangkat converter kit bi-fuel dipasang terhadap kendaraan. Dengan terdapatnya proses bi-fuel terhadap kendaraan, bensin dan gas bisa digunakan secara bergantian (sequential) yang bisa saling dipertukarkan penggunaannya bersama dengan cepat lewat proses switching, baik secara manual maupun secara otomatis.

Untuk kendaraan bermesin diesel, aplikasi BBG bisa ditunaikan bersama dengan dua langkah yaitu bersama dengan mengkonversi proses bahan bakar menjadi proses dual fuel atau bersama dengan langkah modifikasi mesin diesel menjadi mesin yang memakai bahan bakar gas secara penuh (100%). Pada proses dual fuel, ditunaikan pemasangan converter kit gas agar minyak diesel dan gas bisa digunakan secara bersama dengan (dicampur) di ruang bakar.

Sedangkan terhadap teknologi modifikasi mesin, mesin diesel dibongkar dan dimodifkasi agar bisa memakai bahan bakar gas secara penuh agar tidak bisa ulang memakai bahan bakar minyak diesel. Pada teknologi CNG, gas disimpan di tabung silinder bertekanan lebih kurang 200 bar. Ketika perusahaan CNG hendak digunakan dan dikrimkan ke mesin, maka tekanannya diturunkan sehinggga cocok yang dibutuhkan oleh proses mesin. Pada teknologi LNG, gas di dalam wujud cair bersama dengan temperatur lebih kurang -160oC disimpan di tanki cryogenic terhadap kendaraan, semacam termos yang bisa menjaga temperatur LNG agar selalu dingin sepanjang barangkali dan tidak menguap.

Ketika LNG hendak digunakan dan dialirkan ke ruang mesin, maka LNG dialirkan lewat vaporizer terlebih dahulu agar fasenya yang cair beralih menjadi gas dan lantas diatur tekanannya agar cocok bersama dengan proses mesin. Berdasarkan pengalaman, biaya peralatan dan pemasangan converter kit kendaraan spesial berbahan bakar bensin menjadi proses bi-fuel CNG berkisar antara 15 – 25 juta rupiah. Sedangkan untuk konversi truk berbahan bakar diesel menjadi proses dual fuel CNG berkisar antara 100 – 200 juta rupiah.

Biaya untuk memodifikasi truk/bis bermesin diesel menjadi mesin pengguna BBG secara penuh, berdasarkan informasi, biayanya lebih kurang 200 juta rupiah. Pada teknologi LNG, biaya peralatan dan pemasangan converter kit cenderung lebih mahal dibandingkan teknologi CNG dikarenakan harga tangki cryogenic yang sangat mahal. Biaya konversi 1 unit Bus menjadi berbahan bakar LNG system dual fuel capai hampir USD $ 30.000. Berdasarkan pengalaman lainnya, biaya konversi truk menjadi proses dual fuel LNG capai 500 juta rupiah. Harga 1 unit truk berbahan bakar LNG (dedicated fuel) keluaran pabrik capai 1,3 Miliar Rupiah.