Dunia digital menjadi sisi hidup kita dan telah menempel di kehidupan setiap hari. Dimulai dari fasilitas untuk cari selingan, evaluasi dan aktivitas professional. Ditambahkan lagi, wabah memaksakan kita untuk lakukan aktivitas serba digital.
Depresi Digital: Dibalik Keringanan Dunia Digital
Dari pagi hari telah dimulai memandang monitor untuk online rapat atau online school selanjutnya ketika istirahat scrolling media sosial, informasi atau e-commerce. Dibalik keringanan terhubung info rupanya dunia digital memengaruhi keadaan psikis loh. Yok baca keterangan di bawah ini.
Table of Contents
– Macam-Macam Depresi Digital
– 1. Information overload
– 2. Anxiety Available
– 3. Fear of Missing Out (FOMO)
– 4. Approval Anxiety
– Langkah Menangani Digital Depresi
– 1. Detoks media sosial
– 2. Work life balance
– 3. Selective di Sosial Media
– 4. Tidak memakai handphone saat sebelum tidur
– 5. Beraktivitas lain
– 6. Membuat rekanan yang memiliki makna
Macam-Macam Depresi Digital
1. Information overload
Tiap satu hari selalu terima pemberitahuan beberapa puluh atau bahkan juga beberapa ratus dari e-mail atau media sosial. Banyak pesan yang diterima memiliki arti banyak info yang penting diolah. Kebanyakan info yang diterima otak akan alami kecapekan dalam mengolah info
Keringanan dalam terhubung beragam hal membuat orang gampang lakukan banyak aktivitas dalam saat yang bertepatan atau disebutkan multitasking. Tujuannya lakukan dua hal dalam kurun waktu bersama supaya lebih efektif rupanya otak tidak sanggup terima info yang banyak secara bertepatan.
Kebanyakan info karena itu memengaruhi kemampuan otak untuk mengolah. Otak bisa alami kecapekan yang bisa mengakibatkan pribadi berasa depresi.
2. Anxiety Available
Info baru yang tetap semakin bertambah dan pemberitahuan yang ada setiap waktu membuat kita selalu harus siap siaga memberi respon. Ini mengakibatkan ada tuntutan dan penekanan untuk memberi respon pesan selekasnya mungkin.
Orang condong akan memeriksa pemberitahuan terkini dan usaha untuk selekasnya membalasnya pesan. Jika tidak bisa membalasnya pesan secara cepat akan ada hati resah. Keadaan ini yang bisa memacu pribadi alami stress.
3. Fear of Missing Out (FOMO)
FOMO ialah ketakutan jika dianya tidak ketinggalan dan tidak alami pengalaman yang bernilai. Ini diidentikkan karena ada kemauan untuk selalu tersambung dengan apa yang seseorang kerjakan. Ditambahkan lagi dunia digital yang tidak stop dengan informasi terkini membuat orang ingin terus up-date dengan informasi terbaru.
Orang yang alami FOMO mempunyai frekwensi tinggi dalam pemakaian media online. Dia condong akan menggenggam handphone dan mengecek media sosial saat melakukan aktivitas seperti makan, kuliah, rapat dan sebagainya. Ini akan mengusik kegiatan setiap hari dan mengakibatkan kecapekan psikis atau burnout.
4. Approval Anxiety
Media sosial jadi tempat untuk share photo, video dan tulisan ke orang lain. Dia akan memperoleh like atau komentar dari pihak lain. Jumlah like atau komentar untuk jadi wujud animo.
Untuk pribadi yang haus akan validasi akan berasa kuatir dan depresi saat tidak animo yang diharapkan tidak sesuai harapan. Lantas akan ada pertanyaan pada diri seperti “fotoku buruk yah?” atau “beberapa orang tidak sukai postinganku yah?”.
Langkah Menangani Digital Depresi
1. Detoks media sosial
Detoks media sosial yakni hentikan pemakaian media sosial dalam kurun waktu tertentu. Lakukan detoks media sosial kurangi kegiatan untuk scrolling atau memberikan komentar dan like. Ini bisa kurangi rasa keterikatan dan ketagihan dalam memakai media sosial.
Untuk yang pemula dapat lakukan dengan bertahap yakni sepanjang 7 hari selanjutnya berikan saat yang semakin lama. Secara umum, detoks ini dilaksanakan sepanjang 30 hari tapi bila ingin lebih juga dapat.
2. Work life balance
Masalah tugas kerap memakai whatsapp. Kadang, beberapa orang yang mengontak rekanan kerjanya di luar jam kantor. Oleh karena itu, supaya work-life balance terbangun, perlu mengelola waktu pemakaian media komunikasi dengan mematikan handphone atau pemberitahuan jika jam kantor telah usai.
3. Selective di Sosial Media
Perlu pilih account siapa yang hendak dituruti. Kebanyakan ikuti akun-akun di media sosial maka banyak terima info. Opsi yang dapat dilaksanakan yakni unfollow atau hide akun-akun yang menurut kamu tidak berkaitan.
4. Tidak memakai handphone saat sebelum tidur
Memakai handphone akan memengaruhi pada kegiatan rutin tidur. Awalannya telah berasa mengantuk tetapi mendadak mengantuk lenyap karena keasyikan scrolling media sosial. Karena itu, lebih bagus bila 15 – 30 menit saat sebelum telah mematikan handphone supaya tidur lebih pulas dan nyaman.
5. Beraktivitas lain
Kamu dapat lakukan aktivitas yang kamu sukai atau hoby untuk menghindar pemakaian handphone yang terlalu berlebih. Misalkan olahraga, membaca buku atau beres-beres rumah. Beraktivitas lain bisa menyeimbangi pemakaian handphone yang terlalu berlebih.
6. Membuat rekanan yang memiliki makna
Digital membuat yang jauh jadi dekat tetapi kadang menghindari orang yang paling dekat. Kerap menyaksikan beberapa orang duduk bertepatan tetapi repot dengan handphone masing-masing. Bila kamu alami keadaan semacam ini saran gadget-mu dan mulai bercakap, menceritakan dan memberi perhatian penuh ke orang didekatmu.
Dunia digital memang bagus sekali. Beragam info dan selingan dapat didapat secara mudah. Tetapi, harus diingat jika segala hal yang terlalu berlebih akan memengaruhi keadaan psikis.
kunjungi juga hipnoterapi terpercaya jogja